SABAYA Talent-Based School

 

Sekolah Alam Surabaya (SABAYA) Talent-Based School saat ini merupakan lembaga pendidikan non formal. SABAYA Talent-Based School dikelola oleh orang orang yang peduli terhadap pendidikan. SABAYA Talent-Based School menghadirkan metode pembelajaran yang berbeda dari lembaga lain. Waktu belajar dan tempat belajar yang fleksibel, sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran. Penanganan terhadap siswa akan lebih optimal, karena jumlah dalam satu kelasnya maksimal adalah 10 siswa.

SABAYA Talent-Based School memiliki dua jenjang pendidikan:

Jenjang Dasar: Usia 6 - 12 tahun

Jenjang Menengah: Usia 12 - 17 tahun

Dalam proses belajar di SABAYA Talent-Based School, siswa bisa full belajar di SABAYA, atau siswa bisa tetap melakukan belajar disekolah umum dan melakukan proses belajar di SABAYA setelah mereka selesai belajar di Sekolah Umum.

Empat macam metode pendekatan pendampingan di SABAYA Talent-Based School :

1. Project Base Learning

Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

2. Problem Base Learning

Problem Based Learning Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Problem Based Learning merupakan proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan kemudian dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru.

3. Cooperative Learning

pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.

4. Contectual Teaching and Learning

CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.

Satu proses pembelajaran di SABAYA Talent-Based School yang akan menjadi favorit bagi siswa adalah proses belajar bersama “Maestro” (belajar pada ahlinya). Pada proses pendekatan belajar bersama maestro ini, siswa akan diajak langsung berdiskusi dan berkolaborasi dengan para ahli dibidangnya. Sehingga pengalaman yang didapat adalah pengalaman yang riil bukan sekedar teori-teori semata.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan model pendekatan diatas, maka dibutuhkan piranti belajar; Ruang, pustaka, networking dan narasumber yang cukup bervariasi dan juga dibutuhkan kreatifitas fasilitator dalam menghidupkan suasana belajar. Untuk itulah peran serta seluruh komponen masyarakat juga akan dilibatkan dalam model pembelajaran seperti yang akan dilakukan oleh  SABAYA Talent-Based School.  Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan fasilitas publik yang ada sebagai ruang belajar siswa. Kerjasama dengan pengelola cafe, restoran ataupun instansi terkait juga akan kerap dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa. Para profesional muda, mahasiswa, pengusaha, pebisnis, ulama dan juga pejabat pemerintahan adalah sang Maestro bagi siswa siswa SABAYA Talent-Based School.

Dengan kehadiran Sekolah Alam Surabaya (SABAYA)Talent-Based School, diharapkan bisa menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang ingin melakukan proses pendampingan belajar pada anak untuk meraih sukses masa depannya sesuai dengan bakat yang dimilikinya.