Project Based Learning

"PEMENTASAN"
 
Pementasan biasanya berkaitan dengan “Pentas Seni” di sekolah merupakan kegiatan yang banyak ditunggu oleh orangtua dan juga guru. Hal tersebut dikarenakan dengan pentas seni dapat digunakan sebagai sarana pengembangan kreativitas dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan diri di bidang pementasan. Tidak sedikit dari orangtua yang memboyong keluarganya datang ke sekolah ketika disekolah digelar pentas seni. Kamera dan HPpun disiapkan untuk mengabadikan moment itu... Momen yang kadang membuat hati orang tua berdebar menunggu anaknya tampil di panggung. Demikian pula dengan guru yang hilir mudik menyiapkan seluruh siswanya untuk siap pentas... Suasana yang riuh, asyik dan menegangkan..
Pernah tidak memperhatikan tingkah polah anak anak saat akan pementasan..? Kadang gak peduli dengan pentasnya mereka lari kesana kemari. Ada yang sibuk copot terus kostumnya karena terlalu banyak gerak.. Sementara yang lain ada yang duduk manis setia menunggu giliran pentas dan ada juga yang sudah tak sabar ingin naik panggung, sehingga kadang bergerombol disisi panggung.
 
Dilain sisi ada juga "Ngglendot" ke orangtuanya gak mau lepas, dan ada diantaranya "nggondok" tidak mau mengenakan kostum yang sudah disiapkan.. Dan ada lagi dengan alasan tertentu si anak tidak mau berangkat ke sekolah untuk pementasan..... So..rayuan dan motivasipun diberikan sang ibunda agar anaknya mau datang kesekolah.. Alhasil dia mau datang ke sekolah namun tidak sepenuh hati, namun ada pula yang “orangtuanya” yang nggondok karena tidak bisa merayu anaknya untuk datang ke pementasan disekolah.....
 
Disisi gurunya, mereka sangat antusias dalam menyiapkan pementasan tersebut. Skenariopun dibuat, siapa berperan apa, kostum anak anak bagaimana. Pokoknya semua anak mesti tampil di atas panggung.. Bagi yang pinter tari akan menjadi pemeran utama, yang lainnya bisa jadi hanya dipasang sebagai figuran berperan menjadi pohon, bunga atau hewan yang tidak perlu menghafal dialog. Nah untuk anak anak yang tidak kebagian peran dengan berbagai pertimbangan diharapkan menjadi penonton yang baik, atau menjadi tim nyanyi bareng dengan bawa bendera atau apapunlah yang terpenting mereka bisa berada di atas panggung minimal mereka berani tampil didepan umum.
 
Wow...Banget kan tentang satu kegiatan pementasan ini... Mungkin ada yang punya pengalaman lain???
Pertanyaan lain yang kemudian muncul, mengapa ada anak yang sangat antusias dalam pementasan, ada yang biasa biasa saja, ada yang perlu motivasi atau bahkan yang sampai tidak mau pentas?? Apakah karena tergantung percaya diri? Apakah betul pementasan itu sebagai sarana anak melatih percaya diri. Sehingga semua siswa wajib melewati yang namanya Pentas Seni??
 
Balik dulu ah tentang siapa sih sejatinya anak itu?
Semua orang memang memiliki sumberdaya bakat yang sudah dianugerahkan oleh Allah. Namun Allah sungguh Maha Adil, setiap individu manusia diberikan kekuatan bakat yang berbeda beda antara satu sama lainnya. Dan itulah uniknya manusia. Diberikan kekuatan tertentu, namun kurang dibidang lainnya. Demikian sebaliknya. Sehingga sudah menjadi kodrat manusia yang hidup bersosial ini hadir untuk saling melengkapi.
Kembali pada “Pentas Seni”.
 
Coba kita membuat skenario baru dalam sebuah tema yang namanya “Pentas Seni”
Diawal seorang guru akan melihat kekuatan masing masing anak.. mari kita ajak anak untuk berdiskusi tentang “Pentas” yang akan ditampilkan oleh kelas mereka. Setelah mereka dipahamkan atas pentas yang akan dilakukan, mari kita ajak siswa kita untuk memetakan kebutuhan dalam pentas yang akan disuguhan. Dimulai dari Pemeran utama, Kostum yang akan dipakai, Setting panggung (pencahayaan, dekorasi atau effect apa yang ingin ditambahkan), sound system, stage manager, tata rias bahkan mungkin perlunya disiapkan konsumsi untuk kelasnya.
 
Coba kita tawarkan pada mereka, siapa yang mau bertanggung jawab untuk setiap bagian yang dibutuhkan dalam pementasan tersebut. Akan riuh pasti!!!
Setiap anak memiliki potensi masing masing. Mereka akan cukup bangga ketika dia memilih peran dalam pementasan itu sesuai dengan kemampuannya tanpa harus dipaksakan. Meraka akan belajar menghargai tanggung jawab pribadinya atas suksesnya pementasan. Dan guru bisa berbuat tanpa mengecilkan peran dari setiap individu individu hebat tersebut. Bukankah dalam sebuah pementasan seorang pemeran utamapun takkan sukses penampilannya jika tidak didukung dengan kostum, setting panggung, rias dsb.
 
Bayangkan bila ini dilakukan maka anak yang kurang suka dengan tampil didepan umum, ternyata dia mampu berkontribusi dibalik layar dari sukses pementasan itu. Bagi anak yang suka Sain dia dengan gagahnya akan mengambil peran sebagai penata lampu dan effect asap yang dibuat. Anak anak yang suka dengan corat coret atau membentuk mereka dengan antusias akan mendekor/setting panggung dengan dahsyatnya. Mereka yang bakat dengan desain mungkin merekalah yang akan membuat desain bajunya.. yang suka musik...mereka akan dengan suka cita menata sound dan membuat instrumen musiknya, yang bakatnya mengatur/mengkoordinir maka dia akan bangga bisa menjadi stage managernya..dan bakat bakat lainnya sesuai dengan perencanaan yang dibutuhkan...... Dan sejatinya mereka sudah melakukan pementasan itu sesuai dengan potensinya sendiri.
 
Project Based Learning, akan mengajarkan banyak hal tentang kehidupan.
 
Catatan pengalaman:
Satu contoh lagi skenario yang pernah saya lakukan.
Pementasan adalah sebuah upaya untuk menampilkan kemampuan siswa kepada publik, mengkomunikasikan karyanya dan mempertanggungjawabkan atas apa yang dia buat/lakukan selama belajar disekolah (itu definisi berat saya hehehehe). Untuk mengakomadasi itu tentu tidak semua project bisa dilakukan sesuai dengan bakat anak. Oleh karena itu, hal yang pernah saya lakukan adalah memberikan ruang project yang beragam. Bagaimana itu?
 
Yang pernah saya lakukan, pementasan itu saya wajibkan dilakukan setiap bulan sekali, Namun dengan tema/kegiatan/aktivitas yang berbeda beda. Bulan pertama tema Seni, Bulan Kedua tema Sastra, Bulan keempat tema sain, bulan kelima sport dsb. Dengan harapan dalam setiap tema itu muncul pemeran utama yang bisa jadi tokoh anaknya berbeda beda.
Indahnya berbagi peran dan menyelesaikan permasalahan dengan bersama sama.. Selamat berkarya untuk semua guru guru hebat di Indonesia.